
Oleh : Aron Gemilang E, (Peserta Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah Angkatan II 2024 )
Era digital membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dakwah Islam. Kemajuan teknologi telah menciptakan ruang baru dalam penyebaran informasi dan interaksi sosial yang tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Internet, media sosial, serta berbagai platform digital lainnya menjadi sarana yang sangat potensial dalam menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat luas.
Namun, di balik peluang tersebut, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam memastikan bahwa dakwah yang disampaikan tetap relevan, autentik, dan dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah memiliki tanggung jawab besar dalam menghadapi dinamika era digital ini. Sebagai organisasi yang telah lama berkontribusi dalam dunia pendidikan, sosial, dan dakwah, Muhammadiyah harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pola komunikasi masyarakat. Tidak cukup hanya menyampaikan ajaran Islam secara konvensional, tetapi juga diperlukan strategi yang mampu menjangkau generasi digital yang lebih akrab dengan teknologi dan informasi instan.
Dakwah digital memberikan peluang besar dalam penyebaran Islam secara lebih luas dan cepat, namun juga membawa tantangan tersendiri. Tantangan ini meliputi penyebaran hoaks, kurangnya literasi digital di kalangan da'i, fenomena dakwah instan yang minim ilmu, serta serangan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang matang agar dakwah Muhammadiyah tetap efektif, adaptif, dan sesuai dengan prinsip Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Tantangan Muhammadiyah dalam Dakwah Digital
1. Distorsi Informasi dan Hoaks
Informasi yang beredar di internet sering kali tidak terverifikasi, bahkan ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. Penyebaran hoaks dapat merusak citra dakwah Islam dan menimbulkan perpecahan di antara umat.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ ٦
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu." (QS. Al-Hujurat: 6)
2. Kurangnya Literasi Digital di Kalangan Da'i
Banyak da'i yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital secara efektif. Hal ini membuat dakwah kurang maksimal dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Pendapat Ulama: Syekh Yusuf Al-Qaradawi pernah menyampaikan bahwa "Teknologi adalah sarana, dan Islam harus mampu beradaptasi dengannya untuk menyiarkan dakwah dengan cara yang lebih luas dan mudah diakses oleh umat."
Fenomena Dakwah Instan dan Minim Ilmu. Kemudahan akses media sosial memunculkan fenomena dai instan yang kurang memiliki pemahaman mendalam terhadap Islam. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam ajaran Islam.
Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan :
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
"Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
3. Konten Dakwah yang Kurang Menarik
Generasi muda saat ini lebih menyukai konten yang interaktif dan menarik. Jika dakwah Muhammadiyah tidak berinovasi dalam penyajian materi, maka akan sulit menjangkau mereka.
Pendapat Ulama: Ibnu Taimiyah pernah mengatakan, "Metode penyampaian harus menyesuaikan dengan keadaan zaman, selama tidak menyimpang dari prinsip Islam."
4. Serangan Islamofobia dan Tantangan Ideologi
Dakwah digital juga menghadapi tantangan dari pihak-pihak yang menyebarkan Islamofobia serta ideologi yang bertentangan dengan Islam.
وَلَن تَرۡضَىٰ عَنكَ ٱلۡيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡۗ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ ٱلَّذِي جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ وَلَا نَصِيرٍ ١٢٠
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar." (QS. Al-Baqarah: 120)
Solusi dan Strategi Dakwah Digital Muhammadiya
1. Memperkuat Literasi Digital bagi Da'i Muhammadiyah harus membekali para da'i dengan keterampilan teknologi digital agar mereka mampu berdakwah secara efektif di media sosial dan platform digital lainnya.
2. Menyajikan Konten Dakwah yang Menarik dan Interaktif Penggunaan video pendek, infografis, serta animasi dakwah yang menarik dapat meningkatkan minat masyarakat dalam memahami ajaran Islam.
3. Melibatkan Generasi Muda dalam Dakwah Digital Mengajak generasi muda yang melek teknologi untuk terlibat dalam penyebaran dakwah akan membuat pesan Islam lebih mudah diterima oleh kalangan mereka.
4. Menggunakan Pendekatan Moderat dan Berbasis Ilmu Dakwah Muhammadiyah harus tetap berlandaskan pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pendekatan yang moderat, menghindari ekstremisme, serta menampilkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.
5. Mengembangkan Media Dakwah yang Profesional Membangun media dakwah digital yang profesional dan kredibel akan membantu menyebarkan ajaran Islam dengan lebih luas dan terpercaya.
Era dakwah digital membawa tantangan sekaligus peluang bagi Muhammadiyah dalam menyebarkan ajaran Islam. Dengan strategi yang tepat, Muhammadiyah dapat menjawab tantangan ini dengan membangun sistem dakwah yang berbasis ilmu, beradaptasi dengan teknologi, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Dakwah yang efektif adalah dakwah yang mampu menjangkau hati masyarakat dengan cara yang relevan dan sesuai dengan zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Islam.
Semoga Muhammadiyah dapat terus berkontribusi dalam dakwah digital demi kejayaan Islam dan umat manusia secara keseluruhan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!