
Oleh: Muhammad Yasir Fahmi, Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di Wonosobo, 2024
Cinta adalah salah satu perasaan paling mendalam yang dapat dirasakan oleh manusia. Namun, dalam perspektif Islam, cinta bukan hanya tentang perasaan yang menggebu-gebu atau romansa semata. Cinta adalah sebuah tanggung jawab besar yang melibatkan komitmen, pengorbanan, dan saling memberi.
Islam mengajarkan bahwa cinta harus dijalani dengan niat yang tulus, tidak hanya mencari kepuasan diri tetapi juga menjaga hubungan yang penuh dengan kasih sayang dan keberkahan.
Cinta kepada Allah: Cinta yang Sejati Segala bentuk cinta dalam Islam dimulai dari cinta kepada Allah. Cinta ini adalah dasar yang tidak hanya mencakup perasaan, tetapi juga tindakan.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman : "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah selain Allah sebagai tandingan-tandingan bagi-Nya. Mereka mencintai mereka sebagaimana mereka mencintai Allah. Orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 165)
Cinta kepada Allah mencakup rasa takut, harapan, dan kepatuhan sepenuhnya kepada perintah-Nya. Cinta ini menuntut untuk meneladani sifat-sifat-Nya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cinta kepada Allah bukan hanya dengan kata-kata, tetapi diwujudkan melalui amal dan kesetiaan dalam menjalankan ajaran Islam.
Cinta kepada Rasulullah: Teladan dalam Hidup Cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW adalah kelanjutan dari cinta kepada Allah. Rasulullah adalah figur yang menjadi contoh sempurna dalam berbagai aspek kehidupan.
Cinta kepada Rasulullah menunjukkan pengakuan atas perjuangan beliau dalam menyebarkan wahyu dan petunjuk hidup yang bermanfaat bagi umat manusia.
Cinta ini juga terwujud dalam mencontoh akhlak dan cara hidup Rasulullah.
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anak-anaknya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhari)
Cinta kepada Rasulullah bukan hanya perasaan, tetapi melibatkan pemahaman dan pengamalan sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Cinta dalam Keluarga: Tanggung Jawab yang Besar Islam mengajarkan bahwa cinta antara suami istri dan orang tua-anak bukan hanya soal perasaan romantis, tetapi juga tentang tanggung jawab dan pengorbanan.
Hubungan dalam keluarga adalah amanah yang harus dijaga dengan baik.
1. Cinta Suami Istri: Dalam pernikahan, cinta antara suami dan istri adalah tentang saling menjaga dan memenuhi hak masing-masing. Allah berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21)
Cinta dalam pernikahan dalam Islam adalah tentang komitmen, pengorbanan, dan kesetiaan. Cinta yang dibangun di atas dasar tanggung jawab ini menjadikan hubungan suami-istri tidak hanya tentang perasaan cinta, tetapi juga kewajiban untuk saling mengasihi dan mendukung.
2. Cinta Orang Tua kepada Anak: Cinta orang tua terhadap anak adalah bentuk kasih sayang yang penuh tanggung jawab. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anak mereka, memberi mereka contoh yang baik, dan mencurahkan perhatian serta kasih sayang.
Dalam Al-Quran, Allah menyebutkan pentingnya mendidik anak dengan cara yang baik dan penuh kasih.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dengan susah payah yang bertambah-tambah, dan menyusukannya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah tempat kembali." (QS. Luqman: 14)
Cinta kepada Sesama: Empati dan Kepedulian Cinta dalam Islam juga melibatkan cinta kepada sesama umat manusia. Islam mengajarkan untuk memiliki kasih sayang terhadap orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun orang asing. Dalam hadis disebutkan : "Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari).
Cinta dalam konteks ini adalah tentang rasa empati, peduli, dan membantu orang lain yang membutuhkan. Cinta yang tulus akan mendorong umat Islam untuk berbuat kebaikan dan mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.
Cinta dalam Perspektif Islam: Menggabungkan Perasaan dan Tanggung Jawab
Secara keseluruhan, Islam mengajarkan bahwa cinta bukanlah sekadar perasaan yang datang dan pergi.
Cinta adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan komitmen. Dalam hubungan cinta, baik itu cinta kepada Allah, Rasulullah, keluarga, atau sesama manusia, kita tidak hanya dituntut untuk merasakan cinta tersebut tetapi juga untuk menunaikan kewajiban dan tanggung jawab yang ada.
Cinta yang sejati adalah cinta yang mengarah pada kebaikan, saling mendukung, dan membawa manfaat untuk dunia dan akhirat. Oleh karena itu, dalam perspektif Islam, cinta adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, dan membawa keberkahan dalam hidup.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!