
oleh : Nur Ahmad Rifa'i
Peserta sekolah tabligh
Setiap pemimpin atau atasan tentu memiliki kriteria dan persyaratan tertentu bagi siapa saja yang ingin bekerja di perusahaan atau instansinya. Mereka juga berhak menolak siapa saja yang tidak memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditentukan.
Jika seorang pemimpin saja memiliki persyaratan, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai Pencipta dan Pemilik segala sesuatu tentu memiliki syarat yang harus dipenuhi oleh siapa saja yang beribadah kepada-Nya. Allah berhak menolak amalan seorang hamba jika tidak memenuhi kriteria dan syarat yang telah Allah tetapkan.
Lalu, apa saja syarat yang telah Allah tetapkan agar suatu amalan diterima?
1. Beriman kepada Allah
Keimanan adalah fondasi utama dalam Islam. Manusia tidak akan diterima amalan ibadahnya jika tidak beriman kepada Allah. Keimanan menjadi syarat sah diterimanya amalan seorang hamba. Oleh karena itu, orang kafir tidak akan diterima amalannya meskipun mereka melakukan ibadah dan kebaikan. Jika mereka ingin amalannya diterima, mereka harus masuk Islam terlebih dahulu.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
ولقد أوحي إليك و إلی الذين من قبلك لئن أشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخاسرين
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)
2. Ikhlas
Ikhlas merupakan syarat penting diterimanya suatu amalan. Ikhlas berarti mengerjakan suatu amalan semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan dari manusia. Allah berfirman:
وما أمروا إلا ليعبدون الله مخلصين له الدين حنفاء
ويقيموا الصلاة ويؤتوا ٱلزَكَوٰة وذلك دين القيمة
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini memerintahkan manusia agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas. Jika seseorang beribadah karena ingin dipuji, ingin didengar, atau ingin dikatakan alim atau ahli ibadah, maka ibadahnya tidak ikhlas dan tidak akan diterima oleh Allah.
3. Mutaba'ah (Mengikuti Contoh Rasulullah)
Selain beriman dan ikhlas, ibadah juga harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah akan ditolak. Rasulullah bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, dalam beribadah, kita harus merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai pedoman.
4. Tidak Melakukan Kesyirikan
Syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Syirik merupakan dosa besar yang dapat menghapuskan amalan seseorang. Allah berfirman:
إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر مادون ذلك لمن يشاء
ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا بعيدا
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan-Nya, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (perbuatan) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa': 48)
Kesimpulan
Agar amalan kita diterima oleh Allah, kita harus memenuhi syarat-syarat berikut:
* Beriman kepada Allah dengan benar.
* Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah.
* Mengikuti contoh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam beribadah.
* Menjauhi perbuatan syirik.
* Menjauhi perbuatan dosa.
Dengan memenuhi syarat-syarat ini, insya Allah amalan kita akan diterima oleh Allah dan kita akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!