
Oleh: Nasihin ( Peserta sekolah tabligh angkatan II Wonosobo)
Masjid telah menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Sebagai tempat beribadah, masjid tidak hanya sebagai tempat sholat tetapi juga sebagai pusat pendidikan, sosial, dan budaya. Sejak awal sejarah Islam, masjid telah memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat Muslim dan mendukung pertumbuhan berbagai agama. Di era digital, peran masjid sebagai pusat peradaban tetap berlanjut meskipun telah mengalami banyak perubahan.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga menjadi tempat tanya jawab jamaah, tempat mempererat hubungan sosial, dan menyebarkan ajaran Islam. Di masjid, Nabi Muhammad (SAW) menyampaikan wahyu, ajaran, dan mendidik umat Islam tentang nilai-nilai Islam. Masjid ini juga menjadi tempat pertemuan para jamaah, dimana mereka berdiskusi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam pada saat itu[1].
Dengan berkembangnya Islam, peran masjid pun meluas. Di banyak bagian dunia, masjid menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan. Misalnya, selama era Abbasiyah, masjid-masjid besar dibangun bersama dengan perpustakaan dan sekolah untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. Beberapa ilmu pengetahuan, seperti astronomi dan kedokteran, berkembang pesat berkat pengajaran di masjid. Para ilmuwan muslim terkemuka seperti Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina memberikan kontribusi besar pada bidang ini dengan dukungan lembaga pendidikan yang berpusat di masjid [2].
Namun, dengan hadirnya era digital, masjid menghadapi tantangan baru. Masyarakat saat ini lebih terhubung melalui teknologi dan informasi mudah diakses melalui Internet.
Namun, masjid masih bisa menjadi pusat peradaban dengan beradaptasi dengan perubahan zaman. Banyak masjid yang menggunakan teknologi untuk menyebarkan informasi, menyelenggarakan kegiatan daring, dan bahkan menawarkan kelas pendidikan daring. Hal ini memungkinkan masjid untuk menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi [3].
Selain itu, masjid juga berperan dalam menjaga nilai-nilai solidaritas dan kekompakan dalam masyarakat. Di era digital ketika orang-orang sering terpisah satu sama lain, masjid dapat menjadi sarana untuk menyatukan masyarakat untuk berinteraksi secara langsung. Kegiatan sosial seperti penggalangan dana, kajian agama, dan acara keagamaan di masjid dapat mempererat hubungan antar warga. Menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah, tetapi juga tempat berkumpul untuk saling berbagi dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan zaman [4].
Singkatnya, masjid telah memegang peranan yang sangat penting sebagai pusat peradaban sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga era digital saat ini. Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, pendidikan dan kegiatan sosial, beradaptasi seiring berjalannya waktu agar tetap relevan dengan kehidupan umat Islam. Dengan memanfaatkan teknologi modern, masjid dapat terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, melestarikan nilai-nilai luhur Islam, dan memperkuat solidaritas antar warga masyarakat.
Referensi:
[1] A. Al-Azmeh, "The Role of Mosques in the Formation of Islamic Society," Journal of Islamic Studies, vol. 15, no. 3, pp. 45-60, 2020.
[2] S. A. El-Masri, "Education and Scholarship in Mosques During the Abbasid Era," Islamic Historical Review, vol. 22, no. 2, pp. 103-115, 2019.
[3] M. F. Rahman, "Digital Era and the Role of Mosques in Modern Society," International Journal of Islamic Education, vol. 14, no. 1, pp. 78-89, 2021.
[4] N. H. Riza, "Community Engagement through Mosques in the Digital Age," Journal of Muslim Community Development, vol. 10, no. 4, pp. 29-37, 2022.
Comments
No comments yet. Be the first to comment!