Home > Article > Category > OPINI

"ISLAM ITU RAMAH BUKAN MARAH"

"ISLAM ITU RAMAH BUKAN MARAH"

Uun Fatima, Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di Wonosobo, 2024

Pernah suatu kali saya diminta untuk membersamai ibu- ibu dikampung untuk sesi curhat bersama, kemudian salah satu diantara beliau menyampaikan “ mbk…gimana ya cara memaafkan orang yang udah bikin kita sakit hati? “ ehem…kemudain sayapun menarik nafas untuk sedikit membantu menjawab apa yang beliau tanyakan karena terus terang sayapun pernah merasakan bagaimana sulitnya memaafkan seseorang yang terlanjur menyakiti kita apalagi dia salah satu orang yang kita sayangi atau kita percaya. Lalu saya tiba- tiba teringat pesan salah satu ustadz, kurang lebih begini “ Memaafkan adalah keputusan, saat kita memberi maaf orang yang bersalah maka akan melegakannya dan saat kita memaafkan orang yang bersalah namun tidak meminta maaf maka akan melegakan kita. Dan justru saat kita memaafkan kita bukan sedang mengubah masa lalu namun sedang memperbaiki masa depan”.
Sungguh rugi orang yang menyimpan dendam/ kebencian dalam dadanya, karena justru saat kita membenci sesuatu atau seseorang justru alam bawah sadar kita  akan mendorong kita untuk terus memikirkannya, wah…betapa mubadzirnya waktu kita. Orang yang dalam dirinya tumbuh rasa benci maka biasanya akan melahirkan rasa SMS yaitu Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang, dan mereka menyangka sedang menyakiti kita namun justru sebaliknya mereka tengah melukai diri sendiri, ibarat kata mereka minum racun namun berharap orang lain yang mati.
Orang yang mampu memaafkan orang lain maka sesungguhnya ia telah meneladani salah satu Asmaul Husna yaitu Al- ‘Afuwu yang artinya Sang Maha Pemaaf, dengan memaafkan orang lain maka kita memusnahkan racun yang ada dalam diri kita dan dengan memaafkan kita tealh mengangkat derajat diri kita.


 

" JIWA YANG SAKIT CENDERUNG AKAN MENYAKITI ”

Sering sekali kita merasa tersakiti, entah oleh orang terdekat, keadaan ataupun lingkungan. Maka saat kita merasa kecewa atau marah secara otomatis ekspresi atau timbal balik yang kita ungkapkan juga sama yaitu kekecewaan atau kemarahan. Misal saat seorang istri merasa tidak baik- baik saja dengan suaminya maka yang akan menjadi korban berikutnya adalah anaknya. Atau dalam lingkungan kerja, saat tuntutan kerja begitu berat dan mengganggu jiwa kita maka akan berefek pada habluminanas kita dilingkungan kerja. Bahkan kadang sangking sakitnya hati atau jiwa kita batu dijalan yang tak bersalahpun jadi korban kemarahan kita.
Banyak factor yang menyebabkan jiwa seseorang menjadi sakit diantaranya yaitu: trauma masa lalu, stress, kecewa atau ketidak mampuan dalam mengelola perasaan. Betapa pentingnya penyembuhan jiwa itu bagi yang terluka supaya seseorang dapat mengenali diri sendiri, berdamai dengan diri sendiri dan dapat menjaga hubungan dengan orang lain. Sungguh usaha yang luar biasa jika kita sedang dalam keadaan tidak baik- baik saja namun saat kita berjumpa dengan orang lain kita mampu untuk langsung menetralisirnya. Nah…untuk membantu orang- orang yang jiwanya sakit supaya tidak sampai mereka menyakiti orang lain maka kita harus memberi dukungan social supaya ia tidak merasa sendiri.
Dan bagi kita yang merasa jiwanyanya tidak sakit amak kita harus selalu menjaga “kewarasan jiwa” dengan salah satu cara yaitu memperbanyak kebaikan karena “ Yang tak punya cukup kebaikan maka ia akan mencari- cari keburukan orang lain” naudzubillah min dzalik.



" FIVE LOVE LANGUAGES "

Manusia diciptakan dengan kebutuhan bahas kasih masing- masing, dimana jika bahasa kasih itu terpenuhi maka ibarat hp dengan full batrei namun jika bahasa kasih itu tak didapatnya maka dia akan menjadi lowbat seperti hp yang tidak tercarge dengan maksimal. Seperti yang disampaikan oleh seorang ahli yang bernama  Dr. Gary Chapman dalam buku yamg cukup terkenal yang berjudul “ The Five Love Languages” . Berikut adalah lima bahasa kasih tersebut:
1. Kata afirmasi atau pujian : bagi seseorang yang memiliki bahasa kasih ini maka ketika ia dipuji ia akan langsung merasa bahagia dan bersemangat lagi. Misal saat suami memuji istrinya yang memiliki bahasa kasih ini dengan mengucapkan “ Oh betapa cantiknya istriku hari ini” maka sang istri akan merasa berada ditaman bunga yang paling indah.
2. Pelayanan : orang yang memiliki bahasa kasih pelayanan akan sangat senang jika ia dibantu dalam menyelesaikan tugasnya, misalnya saat dikelas tiba- tiba ada murid yang dengan senang hati membawakan barang milik gurunya atau dengan suka rela menghapuskan papan tulis yang tadinya penuh dengan catatn dari guru sebelumnya.
3. Hadiah : orang yang bahasa kasihnya bukan hadiah maka ia cenderung akan biasa saja saat menerima hadiah, atau dia hanya akan menyimpannya begitu saja setelah menerimanya, berbeda dengan yang memang memiliki bahasa kasih hadiah, maka dia akan sangat bangga saat menerimanya dan akan selalu menjaga pemberian itu.
4. Waktu : menunjukkan cinta dengan meluangkan banyak waktu untuk orang terkasihnya misal ngobrol random sambil ngopi, atau sekedar jalan berdua sambil makan jagung bakar.
5. Sentuhan fisik : yaitu dengan cara kontak fisik atau physical touch seperti memberi pelukan hangat, pegangan tangan, atau sekedar mengelus- elus kepala atau punggung tangan.
Setiap kita memiliki satu atau lebih bahasa kasih yang dominan, dan sangat penting untuk mengetahui bahasa kasih pasangan kita dan orang- orang yang kita sayangi agar bisa berkomunikasi dengan baik dan memberi cinta sesuai yang mereka harapkan.
 


 

 "FAJAR BARU, HARAPAN BARU”

Mari sejenak kita merenung tentang makna yang lebih mendalam tentang fajar yang terbit di pagi hari. Bahwa sebenarnya fajar bukan hanya sekedar tanda pergantian dari waktu malam menuju pagi namun juga merupkan symbol kebangkitan, harapan, awal yang baru dan kesempatan yang baru. Dalam menjalani hidup ini sering kali kita dihadapkan dengan berbagai tantangan dan rintangan, yang mau atau tidak mau tetap harus kita lewati bahkan terkadang kita merasa terpuruk atau hampir putus asa, namun seperti halnya fajar yang selalu datang setelah berlalunya malam, artinya saat kita kembali melihat fajar saat itu pula kita sedang diberi kesempatan oleh Allah untuk bangkit dan memperbaiki diri.
Bahkan dalam Al-Quran disebutkan dalam surah Al- Insyiroh ayat 5 & 6 yang artinya “ Dan sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”. Harapan baru akan datang bukan hanya dengan kita berdiam diri dan menunggu namun kita diwajibkan untuk tetap berikhtiar dengan penuh keyakinan untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT  dan juga lebih memberi manfaat kepada sesama. Fajar baru mengajarkan kita untuk tidak menyerah, karena selalu ada peluang untuk memperbaiki diri dan meraih kebahagiaan yang hakiki.
Mari kita sambut setiap fajar yang datang dengan doa dan tawakal kepada Allah agar Allah senantiasa memberi petunjuk kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply