
MUHAMMADIYAHWONOSOBO.COM - Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tieng menyelenggarakan Baitul Arqam yang diikuti oleh seluruh PRM, Ortom dan AUM di Lingkungan PCM Tieng pada Hari Ahad, 9 Februari 2025, bertempat di GOR SMP Muhammadiyah Tieng dengan tema "Bersamamu Bergerak Serentak Merawat Muhammadiyah, Menggerakkan Cabang, Meneguhkan Ranting"
Sebagai narasumber dalam Baitul Arqam tesebut PRM Gunungpring, Muntilan : Rohmat Abdul Ghani (ketua), Imron Rosyadi,(sekretaris) dan Sajuri (Bendahara).
Sekretaris PDM, Firman Cahyadi dalam sambutannya menyampaikan sebagai pimpinan, kita sering mendapat pertanyaan dari warga yang berbeda beda dan beragam, oleh karena itu, kita harus belajar dan belajar terus agar dapat menjawab pertanyaan mereka dengan benar memuaskan warga sehingga mereka tidak mencari ulama di luar kita, dan tidak meninggalkan kita (Muhammadiyah).

Firman lebih menekan lagi bahwa Kita harus terus belajar, mengerti serta paham dengan kebutuhan warga, apa yang mereka butuhkan, kita harus responsif, pro aktif, jangan seperti petugas kebakaran yang selalu datang terlambat sesudah terjadi.
Ketua PRM Gunungpring, Rohmad Abdul Ghani dalam materinya menjelaskan bahwa kita harus bersyukur dan bangga menjadi warga dan anggota Muhammadiyah karena sejak berdirinya Muhammadiyah mengajak pengikutnya untuk selalu beramar makruf dan ber nahi mungkar berdasarkan QS Ali Imron : 104.

Muhammadiyah selalu berada di Jalan yang lurus. Tujuan Muhammadiyah terwujud
nya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kondisi Muhammadiyah secara umum di seluruh Indonesia sangat memperihatinkan sehingga PP membentuk LPCR yang bertugas mengembangkan Cabang dan Ranting Se Indonesia, karena kalau Ranting kuat, Cabang akan kuat, Daerah kuat, Wilayah kuat, Pusat kuat, tetapi sebaliknya jika Ranting lemah,rapuh maka Pusat pun rapuh juga.
PRM Gunungpring berada dilingkungan nahdliyin, dan minoritas karena hanya 10 persen dari jumlah penduduk yang jumlahnya 10.000, namun dengan tekad yang kuat dan komitmen yang teguh, harus bisa menampilkan Muhammadiyah yang terbaik sehingga dapat diteladani di lingkungannya, contoh : Israel dikepung negara-negara besar, tetapi bisa menampilkan yang 'terbaik' sehingga dapat menguasai Palestina. Singapura negara kecil, dikepung Indonesia, Malaysia, tetapi bisa menjadi yang terbaik.

Bermuhammadiyah itu berlandaskan akhirat, karena pahalanya tidak tanggung tanggung, yaitu bahagia dunia akherat berupa surga, maka harus totalitas untuk mendapatkan surga.
Bermuhammadiyah itu harus menggembirakan dan membahagiakan, namun banyak yang belum tertib administrasi sehingga banyak amal usaha seperti masjid dan musholla yg diambil alih oleh orang lain karena sertifikat tidak diurus dll.

Kepengurusan di Muhammadiyah masih banyak yang rapuh karena hanya sebagai sambilan dan sampingan. Di awal kepengurusan rapat komplit, lama-lama jadi sedikit dan akhirnya habis pada 'mrotoli' untuk jadi yang terbaik harus ada keberanian untuk melangkah dan bertindak, karena kesuksesan hanya milik orang yang pemberani.
Lebih lanjut Rohmat Abdul Ghani menegaskan Pengurus Muhammadiyah rata-rata hanya S1, S2, S3, maksudnya SD, SMP, SMA atau ‘sisa kerja, sisa dagang, dan sisa bertani atau sisa buruh’, sehingga pulang rapat tidak ada tindakan atau perbuatan apa apa. Pimpinan harus punya komitmen yg tinggi dan menjadi con toh teladan. Pak Rohmat mau jadi ketua PRM dengan syarat yang memilih saya tidak mundur dan komitmen jika rapat harus berangkat, tidak boleh ijin, kecuali ada kepentingan yang tidak dapat di tinggalkan.
Dalam Baitul Arqam tersebut juga diadakan Launching ‘Majelis Mesra’, Tabungan BISSA dan Call Center Mobil Dakwah serta diakhiri dengan Diskusi ‘Nggugah Rasa’ : Menggerakkan Cabang dan Meneguhkan Ranting. (rudyspramz)

Comments
No comments yet. Be the first to comment!