Home > Article > Category > OPINI

" SEPONDOK 3 CINTA "

" SEPONDOK 3 CINTA "

Uun Fatima, Peserta Sekolah Tabligh PWM Jateng di Wonosobo, 2024

Bukan untuk dihindari...setiap apa yg dilihat, didengar dan dirasakan harus dihadapi...dan yang terpenting mempersiapkan diri untuk bisa menyaringnya agar apa yg masuk dalam jiwa adalah sarinya dan bukan ampasnya.
Inilah hidup...usia bertambah...kewajiban bertambah...situasi berubah...namun pola pikir terkadang tak terarah...
Saat mencoba berbagi keluhkesah dengan sesama terkadang terfikir apakah aku hanya menambah bebannya?
Lalu...hanya air mata yang dapat melegakan segalanya
Sering orang lain melihat kita begitu tegar...begitu bahagia...meski sebenarnya hati berkecamuk penuh rasa...
Jadi anak itu...harus taat pada orang tua meski kondisi beliau sudah tidak seperti sedia kala...ingin meraih syurga namun justru dekat dengan neraka
Jadi istri itu...harus menjadi sosok " waroa rojulin 'adzimin imroatun"...walau kadang nggak faham pola pikir suami itu seperti apa...namun sebagai istri harus tetap berdiri tegak agar semua berjalan semestinya
Jadi ibu itu...harus bisa menjadi taman bagi anak- anaknya...karena ibu selalu mengorbankan segalanya demi kebahagian mereka
Dan akhirnya semua hanya perlu kita kembalikan kepada Rabb yang Maha akan Segala…berharap penuh yakin bahwa Dia akan selalu menuntun kita menuju secercah cahaya.



 "AL- MARATU WAL MIRATU “
( Wanita dan Cermin )

Aku Aghnia, perempuan muda yang berusia 13 tahun, saat ini aku sedang belajar disalah satu pondok pesantren ternama di Jogjakarta. Salah satu hobiku adalah mengamati sekelilingku, dan yang paling sering aku perhatikan adalah tingkah polah teman- teman yang sekamar denganku, karena kebetulan didalam kamar berisi 16 santriwati. Menurutku ada salah satu teman yang paling menarik aku keppoin, ya…dia bernama Aisyah, sosok imut yang hitam manis namun cerdas dan bersahaja. Tiap pagi dia selalu berlama- lama didepan cermin, dari menyeka dahinya…pipinya…hidungnya…bahkan sampai dagunya, menurutku dia sangat menikmatinya. Bahkan sering aku lihat bibirnya “komat- kamit” sambil terkadang tersenyum sangat manis.
Karena aku sangat penasaran akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya apa yang ia lakukan saat didepan cermin. Dengan penuh kesantunan akhirnya ia menjelaskan padaku “ Wanita itu makhluk yang mulia…bahkan ada yang mengatakan saat Allah menciptakan manusia yang berwujud wanita Dia sambil tersenyum…umiku juga pernah berpesan wanita itu sulit terlepas dari sebuah benda yang bernama “ cermin “  maka untuk mendapatkan kecantikan yang hakiki setiap kali Aisyah bercermin harus berdoa “ Allahumma kama hasanta kholqi fahasin khuluqi “ ( Ya Allah sebagaimana Engkau telah memperindah penampilanku maka perindahlah akhlaqku) nah…itulah Aghnia kenapa aku kalau bercermin itu selalu lama karena aku ingin Allah memberiku akhlaq yang baik.
Mulai hari itu akupun berusaha mengingat pesan temanku Aisyah, meski terkadang aku masih suka lupa…hehehe…

 

"BERGUNA BUKAN SEMPURNA”

Seringkali kita mendamba kesempurnaan dalam hidup kita, baik dalam penampilan, pekerjaan dan lain sebagainya. Namun apakah kita sadar jika kita telah sempurna maka untuk apa kita hidup? Karena saat kita sudah mencapai kesempurnaan artinya kita telah mendapatkan tempat atau posisi yang ternyaman yaitu akhirat yang penuh Ridho Allah SWT. Maka…bukan kesempurnaan yang kita banggakan namun betapa bersyukurnya kita saat kita masih dapat berguna bagi sesama, seperti salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad “ Sebaik- baik manusia adalah yang berguna bagi orang lain”.
Kadang kita merasa khawatir dan takut saat ingin melakukan sesuatu, takut jika salah, takut jika tidak dapat melakukan dengan baik, takut tidak diterima orang lain, dan takut yang lainnya. Namun ingatlah bahwa Allah tidak mengukur amal berdasarkan kesempurnaannya namun berdasarkan niatnya. Rasulullah menyampaikan dalam sebuah hadits “ Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan “ ( HR Bukhari & Muslim). Dari hadits ini menunjukkan bahwa yabng terpenting adalah niat dan ikhtiar kita untuk memberi manfaat, meski dalam bentuk yang sangat sederhana.
Jangan kita biarkan rasa khawatir dan takut akan ketidaksempurnaan menghalangi kita untuk berbuat baik, karena terkadang sedikit kebaikan yang kita lakukan justru memberi dampak besar pada orang lain. “Berguna bukan berarti Sempurna” dengan berusaha memberi manfaat kepada orang lainkita telah berusaha menjalankan salah satu tujuan hidup kita yaitu “Menjadi manusia yang Bermanfaat”

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply