
Pada tahun 1962, setelah diadakannya Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta, terbentuklah Muhammadiyah di Wonosobo. Dimana terbentuknya Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo ini berkembang dan membentuk cabang-cabang di seluruh Kabupaten Wonosobo. Dalam organisasi Muhammadiyah, ada satuan organisasi yang memiliki wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang disebut dengan Organisasi Otonom (Ortom).
Dari 7 ortom yang ada, terdapat ortom yang mempelajari tentang beladiri pencak silat dan telah tercatat pula sebagai perguruan histori perkembangan Pencak Silat Nasional yaitu Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Masuknya Tapak Suci ke Wonosobo bermula pada tahun 1981, ketika seorang dari salah satu kelompok Pemuda Muhammadiyah yang bernama Akhmad Muttaqien melakukan perjalanan ke Yogyakarta dan kemudian pulang ke Wono sobo membawa keilmuan Tapak Suci yang telah dipelajari. Tak lama kemudian, beliau memulai perencanaan bersama dengan sekelompok pemuda yang bernota bene berasal dari warga Muhammadiyah untuk mendirikan Tapak Suci di Wonosobo.
Namun, terdapat beberapa kendala yang masih menjadi pertimbangan dalam pendirian, diantaranya adalah : Masalah Pelatih, Masalah Personil, Perijinan Prinsip kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Masalah-masalah tersebut adalah problem utama dalam pendirian Perguru an Pencak Silat Tapak Suci di Wonosobo. Minim pelatih juga menunjukkan masih minimnya keilmuan, personil yang masih sedikit, dan administrasi perijinan pendi rian. Tidak ada hasil jika tak ada usaha. Maka dari itu, tindak lanjut terus diupaya kan demi berdirinya Tapak Suci di Wonosobo. Masalah pertama yaitu pelatih. Bapak Akhmad Muttaqien pada saat itu mempunyai keterbatasan dalam hal keilmuan Tapak Suci. Karena Tapak Suci belum berdiri di Wonosobo, belum ada pelatih yang mumpuni untuk mengajarkan Tapak Suci secara lebih mendalam. Sehingga untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa pemuda Muhammadiyah Wonosobo datang ke Pimpinan Pusat Tapak Suci di Yogyakarta (PPTS) untuk melakukan diskusi dan konsultasi mengenai kaderisasi Tapak Suci di Wonosobo.
Dari konsultasi dengan PPTS, barulah para pemuda mendapat kan pencerahan untuk mencari pelatih keilmuan dari daerah terdekat yang dimana Banjarnegara memiliki pelatih yang mempunyai pengetahuan keilmuan asli Tapak Suci, atas permintaan dari para pemuda akhirnya Bapak Pendekar Subardi Hanif dan Bapak Pendekar Abdul Kohar dari Kabupaten Banjarnegara sebagai pelatih keilmuan Tapak Suci di Wonosobo.
Kabupaten Banjarnegara memang menjadi kota penting dalam terbentuknya dan masuknya Tapak Suci ke Wonosobo, bahkan bukan hanya masuknya Tapak Suci namun juga masuknya persebaran Persyarikatan Muhammadiyah di Wonosobo. Dari sumber yang ada, masuknya Muham madiyah ke Wonosobo sekitar tahun 1926 yang dibawa oleh Bp. KH Mukmin dan KH. Zarkoni dari Banjarnegara. Setelah melalui perjalanan panjang dan sempat terjadinya vacum, mulai pada tahun 1963, Bp. KH. Muh Zaid membantu Bp. H. Muh Toha yang dibantu Bp. Muhtaruddin Abbas, Muh. Kosim, Muh. Badjuri, Muh. Zawawi, dan Muh Makmur untuk mengembangkan Muhammadiyah membentuk cabang-cabang sebagai koordinator dan berkembanglah Muhammadiyah di Wonosobo saat itu.
Masalah ke-dua adalah tentang personil. Setelah berdiskusi dan memperoleh titik cerah untuk mendapatkan pelatih, usaha selanjutnya adalah mengumpulkan personil atau orang-orang yang ingin bergabung dalam memperoleh keilmuan. Masih dalam Ortom Muhammadiyah, beberapa anggota di Pemuda Muhammadiyah Wonosobo dikumpulkan untuk dapat mengikuti latihan keilmuan tersebut.
Pada bulan Agustus 1981, terkumpulah para Pemuda Muhammadiyah, mereka adalah : Akhmad Muttaqien, Asrori, Yulianto (foto: kanan) Budi Pratikno, Bejo Komby, Yachsan, Muchson Yusuf, Untung Ridwan, Mansyur Sodiq, Sudirman Yusuf, Slamet Pramono, Yunianto Mereka tersebut diatas adalah para pemuda Wonosobo yang menerima peng asuhan dan bimbingan langsung dari Pendekar Subardi Hanif dan Pendekar Abdul Kohar.
Pada tahun 1986, bergabunglah tokoh lain seperti Bapak Muqodas, Bapak Suparman, Bapak Slamet Sodiq, dan Bapak Musbihun Munawar. Masalah ke-tiga adalah mengenai perijinan prinsip ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Keresahan terjadi karena belum adanya negosiasi ataupun perencanaan sebelumnya dengan Ketua Pimda Muhammadiyah Wonosobo, belum adanya sosialisasi apapun dari Tapak Suci ke Pimda. Namun, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo kala itu adalah Bapak Moch Zaid yang mendengar adanya perencanaan Ortom baru di Daerah Wonosobo yakni Tapak Suci yang ternyata sangat antusias dan mendukung penuh seluruh perencanaan. Beliau menyampaikan “yang penting latihan dan dilanjut pada saat yang tepat untuk di deklarasikan”.
Para pemuda melakukan latihan rutin yang pada saat itu dijadwalkan dua minggu sekali selama 2 tahun dengan pelatih dari Banjarnegara yang rutin datang ke tempat latihan di Wonosobo. Sebagai bagian dalam rangkaian acara deklarasi, pada bulan Februari 1983, diadakannya long-march Tapak Suci dengan trek dari Wonosobo ke Banjarnegara. Peserta long-march Tapak Suci adalah para personil anggota Tapak Suci per-Kabupaten, salah satunya Kabupaten Wonosobo. Dilanjutkan acara deklarasi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei dan Komda Tapak resmi berdiri dengan tempat peresmian di Gedung SMP Muhammadiyah Wonosobo, di Jalan Argopeni. Diresmikan oleh Pendekar Suharto selaku perwakilan dari Pimpinan Pusat Tapak Suci.
PERKEMBANGAN TAPAK SUCI DARI MASA KE MASA
1. Masa Awal terbentuknya KOMDA Tapak Suci Wonosobo (1983 1985) Dunia persilatan di Wonosobo belum banyak diminati dan sedikit sekali per saingan diantara perguruan. Sebelum Perguruan Tapak Suci muncul di Wonoso bo, terdapat beberapa perguruan Pencak Silat Sinalika, Bangau Putih, Perisai Diri, Kijang Putih, dan Cimande. Karena memang masyarakat masih awam dan tidak banyak mengikuti perkembangan Pencak Silat, terutama masyarakat Muhammadiyah dan Tapak Suci belum dikenalkan sebagai organisasi otonom Muhammadiyah. Keadaan itupun berbalik ketika Tapak Suci Wonosobo diresmikan dan menjadi sebuah organiasasi Perguruan Pencak Silat Tapak Suci lengkap dengan per sonilnya. Meskipun personil dalam strukturisasi pengurus organisasi masih minim, tidak ada batasan kemungkinan Tapak Suci akan terus berkembang di Wonosobo.
Strukturisasi Komisariat Daerah Tapak Suci Wonosobo tersusun atas Ketua Umum yang dibantu oleh Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara, serta anggota. Struk tur dapat dilihat berikut ini : Periode pertama (1983-1985) : Ketua : Bapak Budi Pratikno, Wakil Ketua : Alm. Bapak Untung Ridwan Sekretaris 1 : Bapak Yulianto. Sekretaris 2 : Bapak Asrori. Bendahara : Bapak Ahmad Muqodas. Wakil Bendahara : Bapak Suparman. Dewan Pelatih : Bapak Akhmad Muttaqien (Struktur pengurus inti dibentuk dengan sisa personil sebagai anggota). Tapak Suci dibentuk tidak langsung menoreh prestasi, hal ini dikarenakan perguruan Tapak Suci baru saja dibentuk dan diperkenalkan ke masyarakat. Faktor lainnya adalah belum munculnya pelatih-pelatih yang berpotensi atau pelatih be lum menerima pengajaran lengkap terkait dengan Tapak Suci maupun kepelatihan membentuk atlet prestasi. Memang pada masa ini sudah ada pembinaan dari PPTS, namun masih dalam tahap dasar saja.
Setelah kepengurusan Komda Tapak Suci Wonosobo dibentuk, mulailah dibu kanya pendaftaran untuk menjadi siswa Tapak Suci masih dengan tempat yang sama di SMP Muhammadiyah Wonosobo. Dikarenakan masalah pelatih yang belum siap, banyak siswa yang tidak bertahan lama dan meninggalkan perguruan. Komisariat Daerah (KOMDA) Tapak Suci Wonosobo terus menerus berusaha mengembangkan sayap, melebarkan dan memperluas jangkauan perguruan untuk membentuk unit-unit latihan dengan kerjasama dari Cabang-cabang Muhammadiyah di Wonosobo. Alhasil, pengenalan Tapak Suci disambut dengan antusias oleh warga Muhammadiyah tanpa adanya argumen panjang.
2. Kepemimpinan Periode 1985-1996 Periode sebelumnya tidak berlangsung satu periode atau 5 tahun dikarenakan organisasi memang belum stabil dan masih perlu banyak evaluasi. Hingga muncul periode baru pada tahun 1985. Susunan Pengurus Periode 1985-1996 Ketua : Bp. Ahkmad Muqodas, Wakil Ketua : Bp. Mansur Sodiq, Sekretaris 1 : Bp. Asrori. Sek retaris 2 : Bp. Yulianto. Bendahara : Bp. Suparman. Dewan Pelatih/Pembina : Bp. A. Mutaqqin dan Alm. Bp. Untung Ridwan. Pimpinan Daerah (Pimda) Tapak Suci diketuai oleh Bapak Akhmad Muko das. Beliau lahir di Batur, Banjarnegara dan banyak pencapaian dalam hal keilmuan Tapak Suci pada masa beliau menjabat menjadi Ketua Pimpinan Daerah Tapak Suci Kabupaten Wonosobo.
Pada tahun 1986, tamu besarpun kembali hadir. Beliau adalah Bapak Pendekar Suharto. Pendekar Suharto merupakan anggota pengurus Pimpinan Pusat Tapak Suci yang datang ke Wonosobo membimbing, mengajarkan, dan memperkenalkan tradisi Tapak Suci kepada para kader Tapak Suci Wonosobo memperkenalkan tradisi tapak suci seperti salam perguruan, hormat, ju rus-jurus dasar dan kombinasi, dan juga ikrar serta do’a dalam Tapak Suci. Latihan pun mulai dijadwalkan secara rutin dua minggu sekali dengan pembinaan langsung dari Pendekar Suharto. Latihan-latihan tersebut membuahkan hasil dengan munculnya banyak para pelatih dan prestasi yang dicapai oleh kader Tapak Suci Wonosobo kali ini. Bapak Taqiyudin Lutfi yang juga menjabat sebagai ketua III di IPSI Kabupaten Wonosobo dan pengurus IPSI Provinsi Jawa Tengah, Bapak Tukiban yang telah menjadi pen gurus di Pimpinan Wilayah Tapak Suci di Batang, dan Kader Utama Bapak Lulus Amin yang di angkat menjadi Pendekar pada tahun 2021. Bapak Taqiyudin Lutfi, Bapak Tukiban, dan Bapak Lulus Amin mendapat prestasi kala itu, yakni juara 2 beregu (trio) pada Festifal Seni Tapak Suci Nasional di Yogyakarta.
Perkembangan demi perkembangan berlangsung. Pembentukan dan perlu asan unit-unit latihan dilakukan oleh Pimda Tapak Suci Wonosobo. Tidak tang gung-tanggung ikut masuk pada sektor pendidikan milik Muhammadiyah dengan ikut membantu penanaman karakter siswa dalam hal kedislipinan, pertahanan diri, dan keagamaan. Unit latihan baru : SMP Muhammadiyah Wonosobo dibina oleh Bp. Asrori, SMA Muhammadiyah Wonosobo dibina Oleh Bp. Taqiyudin Lutfi, SMK Muham madiyah Wonosobo dibina oleh Bp. Iba Alman Faluti Ketua Pimda Tapak Suci Wonosobo, Bapak Akhmad Muqodas juga aktif di kepenguruan Tingkat Kepemimpinan Tapak Suci Wilayah Jawa Tengah.
Ada sebuah Catatan Sejarah : Pada hari Pendidikan Nasional tahun 1986, Tapak Suci melalui unit latihan sekolah diberi kehormatan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wonosobo untuk menggelar demonstrasi/unjuk gelar Tapak Suci di Alun-Alun Wonosobo. Sebelum pelaksanaan, dilakukan pembentukan kepantiaan unjuk gelar tersebut yang diketuai oleh Bp. Much Kosim ( Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Wonosobo pada waktu itu) dan koordinator lapangan oleh Bp. Akhmad Muqodas dan Bp. Asrori. Pelaksanaan terlaksana dengan lancar dan diang gap ‘sukses’ dengan melibatkan ± 1.100 personil yang berasal dari sekolah, seluruh unit latihan Tapak Suci di Wonosobo, dan personil dari Yogyakarta (PPTS).
3. Kepemimpinan Periode 1996-2006 Kelanjutan periode terjadi pada tahun 1996 dengan terjadinya rotasi kepen gurusan. Ketua Umum : Bapak Untung Ridwan, Wakil Ketua: Bapak Akhmad Mut taqien. Sekretaris 1 : Bapak Yulianto. Sekretaris 2 : Bapak Asrori. Bendahara 1 : Bapak Suparman. Bendahara 2 : Bapak Mansur Sodiq. Dewan Pelatih/Pembina : Bapak Akhmad Muttaqien.
Tapak Suci terus berkembang hingga pada masa periode Bapak Untung Ridwan pada tahun 1996-2006. Persebaran cabang-cabang Tapak Suci hampir disetiap kecamatan kecuali di kecamatan Watumalang.
Perkembangan juga terjadi pada kondisi pelatih yang kemudian menghasilkan banyak kader dan siswa berpresta si. Tak sedikit pula kejuaraan-kejuaraan daerah di Wonosobo, Tapak Suci menjadi juara umum. Kejuaraan tersebut mulai dari tingkat pelajar POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) dan dewasa di PORKAB (Pekan Olahraga Kabupaten), meskipun pada PORKAB adalah pertandingan antar kecamatan, atlet berasal dari Perguruan Tapak Suci.
Beberapa perkembangan dan kegiatan lainnya yang terjadi pada periode ini adalah: Perkembangan pada unit latihan di cabang dan di sekolah- sekolah Mu hammadiyah (SD, SMP, SMA, dan SMK Muhammadiyah di Wonosobo). Pelaksa naan Long-March Tapak Suci dari Tieng - Wonosobo. Adanya pendekar Tapak Suci Wonosobo : Bp. Akhmad Muqodas, Bp. Untung Ridwan, Bp.Taqiyudin Lutfi.
Mengadakan latihan Tapak Suci Unit Manula latihan bertempat di Gedung MI Sudagaran dengan pembina Alm. Bp. Untung Ridwan dan Bp. Asrori. Pada periode kepemimpinan Alm. Bp. Untung Ridwan, adanya reshuffle kepengurusan yang terjadi di akhir periode.
Musyawarah Daerah (MUSYDA) Luar Biasa yang dilakukan tahun 2002. Periode ini memiliki catatan sangat minim dan terbatas, dengan kata lain periode ini dinilai memiliki kinerja yang paling bawah diantara periode-peri ode sebelumnya. Menurut sumber yang didapat, hal ini disebabkan karena kurang nya komunikasi antara Pimpinan Daerah dan Pimpinan Pusat, cara kerja organisasi juga tidak sesuai dengan AD/ART organisasi, serta keilmuan dari para personil dan anggota. Periode Alm. Bp. Untung Ridwan juga merupakan periode yang panjang karena pemilihan yang terlambat. Kejadian tersebut terjadi disebabkan oleh belum adanya kader yang unggul untuk menjabat sebagai ketua periode berikutnya.
4. Kepemimpinan Periode 2006-2014 Lagi dan lagi, Tapak Suci terus berkembang. Karena dukungan dari mas yarakat Muhammadiyah, Tapak Suci menjadi salah satu Perguruan dominasi di Wonosobo. Bahkan proses kaderisasi dimulai dari dini dan masuk di dunia pendidikan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bahkan Taman Kanak-Kanak serta sempat menjadi pelajaran wajib di beberapa sekolah Muhammadiyah di Wonosobo.
Setelah periode kepemimpinan PIMDA Tapak Suci Alm. Bapak Untung Ridwan, digantikan oleh Bapak H. Aswandi dan berlangsung selama 2 periode yaitu tahun 2006 hingga akhir 2018. Kepemimpinan Daerah Tapak Suci dari periode ke-2 hingga periode ini memang berlangsung minimal 2 periode setiap kepemimpinan. Hal ini disebabkan oleh minimnya kader Tapak Suci yang bersedia menjadi Ketua di Pimpinan Daerah. Periode 2006 – 2014 Ketua Umum : Bp. H. Aswandi, K.Ua. Ketua Dewan Pendekar : Bapak Takiyudin Lutfi, P.Kla. Ketua I : Bapak Iim Bangun S, K.Ua. Ketua II : Bapak Asrori, K.Mda. Sekretaris I : Bapak Lutfi Arif Rahman, K.Ua. Sekretaris II : Bapak Mukhadir, K.Ua Bendahara I : Bapak Anwar Ismail,A. Md, K.Mda. Bendahara II : Bapak Ahmad Saekhu,K.Ua. Bidang-bidang Organisasi : Bidang Pembinaan Prestasi, Bidang Kepelatihan, Bidang Wasit Juri, Bidang Pembi naan Kosegu, Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Bidang Pimpinan Cabang
5. Kepemimpinan Periode 2014 – 2019 Perombakan besar-besaran dalam keorganisasian dilakukan. Penambahan keanggotaan pada bidang tertentu diharapkan akan mencetak kinerja program yang tepat dan fokus. Periode kepemimpinan Bapak H. Aswandi berlanjut pada hasil Musyda Tapak Suci periode Muktamar XIV ( 2014 – 2018 ). Ketua Umum : Bapak H. Aswandi, S.Sos, MM, P.Ma. Ketua I / Ketua Dewan Pelatih: Bapak Ta kiyudin Lutfi, P.Ua. Ketua II: Bapak Mudhofar S.Pd, P.Ma. Ketua III: Bapak Yuli Subakti, S.Pd, K.Ua. Ketua IV : Bapak Bambang Pramono, K.Ua. Sekretaris I : Bapak Iim Bangun, S.Pd, P.Ma. Sekretaris II : Bapak Mukhadir,S.Kom, K.Ua. Bendaha I: Bapak H. Taufiq Rujiyanto, SP, P.Ma. Bendahara II : Bapak Anwar Ismail,A. Md, K.Mda. Bidang-bidang Organisasi : Bidang Pembinaan Prestasi, Penelitian dan Pengembangan, Bidang Wasit Juri, Bidang Pembinaan Kosegu, Bidang Pembinaan Organisasi, Bidang Pembinaan Kader, Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Bidang Keilmuan, Bidang Fisik dan Mental Tapak Suci terus mencetak prestasi.
Pada ajang Olimpicad Muhammadiyah (OLYMPICAD) untuk pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci Wonosobo mengirim kan siswa-siswanya untuk berkompetisi unjuk gelar seni tradisi Tapak Suci pada Olympicad II (2012) yang diikuti oleh siswa Tapak Suci kategori regu yang diwakil kan dari SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo (putri) dan SMA Muhammadiyah Wonosobo (putra dan putri), serta Olympicad VI tingkat Nasional di Semarang ta hun 2019 diikuti oleh siswa-siswa dari sekolah-sekolah Muhammadiyah di Wonosobo, pada waktu itu Wonosobo memperoleh beberapa juara pada Olimpcad VI diantaranya adalah Juara 1 beregu putri tingkat SMA diraih oleh SMA Muham madiyah 1 Wonosobo yang mendapat juara di posisi pertama tingkat nasional. Tak hanya kategori seni pada kancah perguruan Tapak Suci, salah satu kader Tapak Suci Wonosobo dapat menembus ajang olahraga bergengsi tingkat provinsi yang dise but PORPROV (Pekan Olahraga Provinsi) kategori tanding yang diwakilkan oleh saudara Sugeng Widiatmoko dari Tapak Suci Cabang Kaliwiro.
Dengan para wajah baru Tapak Suci Wonosobo melalui kader-kadernya yang memiliki jiwa semangat muda yang tinggi, selalu membawa Tapak Suci sebagai ke banggaanya. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh saudara Sultoni, yang mem bawa Tapak Suci sampai ke negeri tetangga dengan menunjukkan Merah - Kuning seragam Tapak Suci dihadapan para mahasiswa dan warga Negara Thailand.
Kepemimpinan 2019 – 2024 Musyawarah dilakukan pada akhir tahun 2020 dan pada periode selanjutnya yakni kepemimpinan Tapak Suci PIMDA Wonosobo oleh Bapak Khanif Rosyadi suara terbanyak pada Musyada Tapak Suci Wonosobo. Beliau terpilih menjadi Ketua periode tahun 2021-2026. Menurut Bapak Taqiyudin Lutfi yang merupakan guru dari Bapak Khanif Rosyadi menyatakan bahwa Bapak Khanif Rosyadi memiliki sifat kepemimpinan yang bagus yang terlihat sejak bangku sekolah menengah atas. Sehingga beliau direkomendasikan untuk menjadi kandidat kuat sebagai Ketua PIMDA Tapak periode selanjutnya. Belum ada catatan prestasi bagi atlet Tapak Suci pada periode ini, masih den gan penyebab yang sama, karena pandemi kejuaraan - kejuaraan dan event-event olahraga tertunda pelaksanaannya bahkan ditiadakan. Perkembangan Tapak Suci sudah terlihat dari awal kepengurusan ini. Seperti pengupayaan tempat Pusat Latihan anggota Tapak Suci Kabupaten Wonosobo yang ditempatkan di Leksono, pengadaan Try Out atau Uji Tanding dengan daerah lain, perencanaan pelatihan 74 pelatih bagi kader-kader Tapak Suci, latihan rutin anggota baik pendekar, kader, dan Siswa, serta perencanaan pengadaan LKPTS Wonosobo yang dimulai pada awal tahun 2021. Periode ini pertama kali diadakan “Pertandingan Pencak Silat Piala Bupati-1”. Hasilnya setelah satu bulan Kejuaraan POPDA, Tapak Suci menjadi juara umum antar perguruan silat di Wonosobo.
KADERISASI TAPAK SUCI
Sebuah organisasi memiliki peran sosial yang sangat penting. Organisasi memiliki kekuatan di tubuhnya sebagai penopang dan wadah untuk proses interak si argumentasi dengan penuh etika. Ketika tergabung kedalam suatu perkumpulan atau organisasi, beberapa hal yang selalu berperan dalam pengembangan personal/ individual yang mengikat perkembangan suatu organisasi : (1) Kemauan, (2) Komunikasi, (3) Kerjasama, (4) Pengabdian dan Loyalitas
Point pertama Kemauan. Bisa dikatakan sebuah niatan atau tujuan utama mengi kuti sebuah organisasi haruslah jelas. Apakah anda mengikuti organisasi dengan komitmen anda sendiri ataukah hanya sebagai wadah untuk mencari keuntungan sendiri?. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Beberapa jawaban yang dapat di suggest yakni mengikuti organisasi dengan sepenuh hati karena untuk mencari Ridha Allah, mencari orang-orang untuk menginspirasi, atau jawaban akhir adalah mencari keuntungan tersendiri (seperti bisnis ataupun chan neling). Jawaban ke-3 tidak selalu buruk, dapat pula meskipun dengan usaha per sonal itupun juga dapat menjadi keuntungan organisasi.
Poin kedua tentang komunikasi. Interaksi antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dan menemukan suatu kesimpulan dan pemecahan suatu masalah. Tujuan komunikasi selain bertukar pendapat juga mempererat keakraban antar anggota. Walaupun penyampaian dalam berpendapat dilakukan secara bebas, seperti yang telah disampaikan bahwa dalam berpendapat diranah organisasi tak sebebas perkataan sehari-hari.
Poin ketiga adalah Kerjasama. Tak dapat dipungkiri, terkait poin ke-3 ini banyak orang yang sadar dan menyetujuinya. Itu sangat berpengaruh pada berjalan nya organisasi suatu periode. Di sisi lain, sedikit dari mereka itu tahu maksud tapi tidak dalam berbuat. Maksudnya adalah diri sendiri tahu jika suatu kerjasama itu penting dan berpengaruh. Jika orang bertanya kepadanya, apa hal terpenting dalam berorganisasi?, dia tahu salah satu jawabannya adalah kerjasama. Namun, sedikit dari banyak orang tidak mengetahui cara untuk bekerjasama. Meskipun dalam hal komunikasi sangat hebat, tapi hanya bekerja pada saat dia mau ataupun bekerja hanya pada lingkup kecilnya (kefokusan/kebidangan) saja. Poin ke-tiga ini yakni kerjasama dalam arti sederhana adalah siap membantu dan berperan dalam setiap kegiatan organisasi.
Poin terakhir, Pengabdian dan Loyalitas. Tidak sedikit orang-orang yang ma 75 sih menyangkutkan antara pengabdian dan loyalitas. Loyalitas atau loyal berasal dari bahasa Prancis ‘loial’ dan diartikan sebagai sikap setia. Sebagai anggota suatu organisasi didefinisikan sebagai tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan/ kontinyu/ konsisten. Loyalitas tak dapat diukur dan dibeli, kesetiaan yang semestinya dilakukan dalam berbagai kondisi tanpa syarat dan tanpa meng harapkan adanya balasan. Sedangkan pengabdian berarti mengabdi atau mengab dikan. Pengabdian biasanya identik dengan sikap ikhlas tanpa berorientasi terhadap suatu apapun. Mengabdi bukan tentang apa yang diperoleh, tetapi mengabdi adalah tentang bagaimana melakukan tindakan dengan penuh tanggung jawab.
Seorang anggota dengan jiwa pengabdian adalah mereka-mereka yang mempunyai dedikasi serta berkemauan keras. Pengabdian dan loyalitas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, mereka yang memiliki sifat keduanya akan lebih dihargai dan diperhitungkan daripada mereka yang hanya bergabung suatu organisasi hanya untuk suatu kewajiban. Kedua sikap ini dapat ditumbuhkan dengan beberapa hal seperti tujuan/kemauan yang kuat, relasi dan komunikasi antar anggota, kersama untuk mencapai tujuan organisasi, dan dapat juga mengkaji seluk beluk serta cikal bakal Organisasi. Apakah anda dapat menumbuhkan kedua sikap tersebut?. Kemauan, komunikasi, kerjasama, pengabdian dan loyalitas adalah paket yang dikemas oleh penulis untuk dapat menjadi bekal sederhana untuk orang-orang yang akan berkecimpung dalam suatu organisasi. Seperti halnya jika tergabung dalam Tapak Suci, bukan hanya dalam hal pela tihan beladiri, namun Tapak Suci adalah sebuah Organisasi Otonom yang memer lukan banyak sekali kader- kader militan.
Menumbuhkan ke-4 poin diatas adalah tugas para anggota dan kepada calon-calon anggota Tapak Suci Wonosobo di masa depan. “Bagi Bapak dan Ibu, Tapak Suci adalah keluarga, perjuangan dan kehidupan (Bapak Akhmad Muqodas)
Sumber : Sinar Sang Surya di Bumi Asri, Rekam Jejak Gerakan Muhammadiyah di Wonosobo, TP2SM, Gramasurya, April 2023
Comments
No comments yet. Be the first to comment!