Home > Article > Category > KHUTBAH

LARANGAN SOMBONG

LARANGAN SOMBONG

Khutbah Jumat : LARANGAN SOMBONG
Oleh: Nasihin ( Peserta Sekolah Tabligh  Angkatan ke II Wonosobo)
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Segala puji bagi Allah ﷻ yang hanya kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan, dan mohon keampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah ﷻ maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barangsiapa yang tersesat dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah ﷻ 
Pada kesempatan ini khatib akan menyampaikan pesan penting tentang larangan sombong Sifat sombong adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya Allah ﷻ telah melarang sifat sombong dalam banyak ayat Al Quran dan Rasulullahﷺ memperingatkan kita dalam haditshaditsnya
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (Luqmān  [31]:18)
Ayat ini menjelaskan bahwa sifat sombong akan membawa seseorang kepada perilaku yang meremehkan orang lain dan merasa lebih tinggi daripada mereka. Allah ﷻ mengingatkan bahwa Dia tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Dalam tafsirnya, Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ayat ini melarang seorang mukmin untuk bersikap angkuh dalam ucapan maupun perbuatan. Sifat ini tidak hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga membuat pelakunya jauh dari rahmat Allah ﷻ.
Hadirin yang dimuliakan Allah ﷻ,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi."_ (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa besar bahaya kesombongan. Bahkan kesombongan yang terkecil sekalipun dapat menjadi penghalang seseorang masuk surga. Para ulama menjelaskan bahwa kesombongan adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Dua aspek ini menjadi akar dari berbagai bentuk kezaliman dan kerusakan di muka bumi.
Hadirin yang dimuliakan Allah ﷻ,
Sebagai pelajaran, mari kita renungkan kisah dari zaman ﷺ. Dikisahkan bahwa pada masa itu, ada seorang sahabat bernama Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu 'anhu yang memiliki kesombongan tersirat dalam sikapnya. Suatu hari, ia mengucapkan kata-kata yang merendahkan seorang budak. Rasulullah ﷺ kemudian menegurnya dengan keras:
"Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau adalah seseorang yang masih memiliki sifat jahiliyah.”
Setelah mendengar teguran itu, Abu Dzar langsung menyadari kesalahannya. Ia kemudian meminta maaf kepada budak tersebut dan bahkan merendahkan dirinya dengan meletakkan wajahnya di tanah seraya berkata kepada budak itu, "Injaklah wajahku agar aku sadar dan tidak lagi bersikap sombong." Namun, budak tersebut memaafkannya tanpa melakukan hal itu.
Kisah ini menunjukkan bagaimana Rasulullah ﷺ mendidik para sahabat untuk menghilangkan sifat sombong, sekaligus mengajarkan kita untuk rendah hati dan menghormati sesama manusia, apa pun statusnya.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ, أَقُولُ قَولي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
Hadirin yang dirahmati Allah ﷻ,
Marilah kita renungkan firman Allah ﷻ dalam Surah An-Nahl ayat 23:
اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ 
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang sombong. (An-Naḥl [16]:23)
Ayat ini menegaskan kembali bahwa sifat sombong adalah sifat yang dibenci Allah ﷻ. Orang yang sombong sering kali melupakan hakikat dirinya sebagai makhluk yang lemah dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Kesombongan adalah sifat yang menyerupai iblis, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa iblis diusir dari surga karena menolak untuk sujud kepada Nabi Adam 'alaihis salam karena merasa dirinya lebih baik.
Hadirin Rahimakumullah.
Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk menghiasi diri dengan sifat tawadhu’ (rendah hati). Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal ini. Beliau adalah manusia paling mulia, tetapi tetap hidup sederhana dan rendah hati kepada siapa saja.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ ۝٨٨
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman."_ (QS. Al-Hijr: 88)
Ayat ini mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan tidak sombong kepada sesama manusia, terutama kepada saudara seiman.
Oleh karena itu, mari kita introspeksi diri dan berupaya menghindari sifat sombong. Sifat ini hanya akan membawa kehancuran di dunia dan akhirat. Sebaliknya, mari kita tumbuhkan sikap rendah hati, saling menghormati, dan selalu mengingat kebesaran Allah ﷻ. Dengan begitu, kita akan menjadi hamba yang dicintai oleh Allah ﷻ dan sesama manusia.
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah agar diberikan hati yang bersih dan dijauhkan dari sifat sombong. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang diridhai-Nya. Amin ya Rabbal 'alamin.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply