Home > Article > Category > OPINI

KEUTAMAAN WANITA SEBAGAI ISTRI DAN SIFAT-SIFATNYA

KEUTAMAAN WANITA SEBAGAI ISTRI DAN SIFAT-SIFATNYA

Siti Aliffah, Peserta Sekolah Tabligh

Bismillahirrahmaanirrahiim

Allah menciptakan manusia difitahkan saling berpasangan laki laki dan perempuan, diberikan jodoh yang setara yaitu muslim dengan muslimah. Saling berpasangan untuk mengarungi kehidupan bahagia dunia akhirat. Maka masing masing harus memahami bagaimana menjadi istri yang didambakan.
Keutamaan Wanita

Wanita yang bagaimana, menjadi pilihan seorang suami? Ada beberapa hadist yang perlu menjadi rujukan seperti hadist berikut :

1. Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salihah.” (HR. Muslim no. 1467)

2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pula bersabda,

أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَ المَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَ الَمرْكَبُ الْهَنِي؛ وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاءِ: الْجَارُ السّوءُ، وَا رْملَْأَةُ السُّوءُ، وَا رْملَكَبُ السُّوءُ، وَ المَسْكَنُ الضَّيِّقُ

“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu 1. wanita (istri) yang salihah, 2. tempat tinggal yang luas/lapang, 3. tetangga yang saleh, dan 4. tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraan yaitu 1. tetangga yang jelek, 2. istri yang jelek (tidak salihah), 3. kendaraan yang tidak nyaman, dan 4. tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam al-Mawarid hlm. 302, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Muqbil dalam al-Jami’ush Shahih, 3/57 dan asy-Syaikh Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 282)

3. Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ ا رْملَْأَةُ رِألَْبَعٍ: اِملَلِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)

Empat hal tersebut merupakan faktor penyebab dipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata al-Imam al-Qurthubi rahimahullah. Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama.

Dari tiga hadist di atas menunjukan bahwa kutamaan dari seorang istri adalah istri sholihah.
Sifat-Sifat Istri Salihah
Ada beberpa sifat istri sholihah yaitu:
1. Taat kepada Allah  subhanahu wata’ala  dan kepada suaminya dalam hal yang ma‘ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ
“Wanita (istri) salihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (an-Nisa: 34)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,
إِذَا صَلَّتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya, ‘Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai’.” (HR. Ahmad 1/191, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)
2. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku beri tahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata, “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, asy- Syaikh Albani rahimahullah, no. 287)
3. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) . Melayani suami yang dimaksud seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
4. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. 
5. Berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرٍ مَا يَكْنِزُ ا رْملَْءُ، ا رْملَْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ، وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ، وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ
“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salikhah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam al-Jami’ush Shahih 3/57, “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
6. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
“Tidak halal seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” (HR. al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
7. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. ”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda,
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
“Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. an-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 289)
8. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan Yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no. 1436)
9. Tidak menyelisihi  Suami 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Perempuan seperti apa yang paling baik?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
“Yang paling menyenangkan jika dilihat suami, mentaati suami jika suami memerintahkan sesuatu, dan tidak menyelisihi suami dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci oleh suaminya.” (HR. An-Nasa’i)
Ustadz Sofyan mengatakan, penampilan istri solehah ketika suami melihatnya dengan pandangan yang senang. Dia berdandan yang paling cantik. Di dalam syariat dilarang menampakkan kecantikan di hadapan laki-laki lain.
10. Membantu suami dalam hal urusan agama.

Daftar Pustaka : 
1. Majlis Tabligh Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah, Istri Shalikhah-Keutamaan Dan Sifat-Sifatnya, Wadaslintang
2. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, Wanita Salehah: Sifat, Keutamaan, dan Hadits yang Membicarakannya, https://rumaysho.com/33753-wanita-salehah-sifat-keutamaan-dan-hadits-yang-membicarakannya.html 
3. Rossi Handayani, sifat sifat istri Rasulullah https://islamdigest.republika.co.id/berita/s224dn430/sifatsifat-istri-solehah

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply