Home > Article > Category > OPINI

BUKU, WARISAN ILMU YANG TAK TERGANTIKAN

BUKU, WARISAN ILMU YANG TAK TERGANTIKAN

rudyspramz, MPI

Di tengah derasnya arus informasi digital melalui berbagai platform Media Sosial, Google, bahkan kecerdasan buatan seperti ChatGPT, kita dimanjakan dengan akses cepat terhadap segala jenis pengetahuan. Apa pun yang ingin kita ketahui, seolah hanya sejauh ketikan di layar.

Namun, di antara semua itu, buku tetap memegang tempat istimewa. Membaca buku bukan sekadar aktivitas mencari informasi, melainkan sebuah pengalaman menyelami kedalaman pemikiran, meresapi nilai, dan memperkaya jiwa. Buku bisa kita buka kapan saja, dimana saja, dibaca berulang-ulang, kita beli buku hari ini, bisa langsung dibaca atau nanti dan disimpan, suatu saat kita pasti akan membuka lagi. Artinya baca buku luwes sesuai dengan ritme yang kita tentukan sendiri, lebih tenang, lebih intim, lebih manusiawi.

Buku menawarkan kedalaman yang sering kali tak ditemukan dalam konten instan. Ia mendidik kesabaran, mengasah daya nalar, dan menumbuhkan empati. Di sinilah buku menjadi lebih dari sekadar sumber ilmu ia menjadi teman, guru, bahkan cermin kehidupan.

Dan lebih dari itu, buku adalah warisan. Setiap lembarannya menyimpan jejak zaman, pemikiran para pendahulu, dan nilai-nilai yang bisa diteruskan kepada generasi setelah kita. Membangun perpustakaan pribadi - kecil atau besar - bukan hanya soal koleksi, tetapi tentang meninggalkan legacy keilmuan. Sebuah peninggalan berharga yang kelak bisa dibuka, dibaca, dan dipelajari oleh anak cucu, sebagai jendela menengok masa lalu sekaligus lentera menapaki masa depan.

Di tengah perubahan zaman, mari tetap mencintai buku. Karena dalam kesunyian setiap lembarnya, kita menemukan suara-suara besar yang tak lekang oleh waktu.

Salam Literasi

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply