Home > Article > Category > KABAR

PESANTREN DIGITAL RAMADAN, MPI KUATKAN NARASI ISLAM BERKEMAJUAN LEWAT JURNALISME BERKUALITAS

PESANTREN DIGITAL RAMADAN, MPI KUATKAN NARASI ISLAM BERKEMAJUAN LEWAT JURNALISME BERKUALITAS

MUHAMMADIYAHWONOSOBO.COM - Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menggelar Pesantren Digital Ramadan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 21–23 Maret 2025.  

Kegiatan ini mengusung tema “Transformasi Dakwah Digital: Menguatkan Narasi Islam Berkemajuan melalui Peningkatan Jurnalisme Berkualitas” dan dihadiri oleh 70 peserta dari perwakilan MPI PDM se-Jawa Tengah serta organisasi otonom (Ortom) tingkat Jawa Tengah. Hadir sebagai pembicara tokoh-tokoh yang berkompeten dibidangnya : Direktur TVMu Dr. Makroen Sanjaya, Gunawan Ph.D, Produser Eksekutif TVMu Arina Nurohmah, Ketua KPID Anas Syahirul Alim.

Peran Literasi dalam Dakwah Islam Berkemajuan

Ketua MPI PWM Jateng, Rustam Aji, menyoroti bahwa jurnalisme dalam konteks literasi masih mengalami dinamika naik turun, bahkan cenderung melemah. Oleh karena itu, literasi harus terus diperkuat. Ia menegaskan bahwa di dunia Barat, literasi telah lama digunakan sebagai alat untuk memperkuat penjajahan.  

Dalam sejarah Muhammadiyah, literasi sudah menjadi perhatian sejak organisasi ini didirikan pada tahun 1912. Majelis Pustaka merupakan salah satu dari empat majelis pertama yang didirikan, selain Majelis Pengajaran, Tabligh, dan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Suara Muhammadiyah bahkan sudah berdiri sejak tahun 1915.  

KH Ahmad Dahlan sangat menyadari pentingnya media dalam dakwah. Tokoh-tokoh lain seperti Buya Hamka juga berada di garis terdepan dalam dakwah melalui tulisan (bil qolam), sebagaimana Rasulullah juga menggunakan berbagai media dalam menyampaikan ajaran Islam. Oleh karena itu, masyarakat Muslim saat ini harus lebih "melek" media dan menjadikannya sebagai sarana dakwah yang efektif. Para pahlawan bangsa pun menggunakan media dalam perjuangan mereka hingga titik terakhir.  

PWM Jateng telah memiliki TVMu, yang menjadi tantangan tersendiri di tengah dominasi media nasional yang sudah mapan. Tantangan ke depan adalah bagaimana menghidupkan kembali dakwah bil qolam, meningkatkan semangat jurnalistik berbasis literasi, serta memperkuat Risalah Islam Berkemajuan. 

Dakwah Digital dan Tantangan Literasi

Dalam sambutannya, Rektor UMS, Sofyan Anis, mengingatkan bahwa anak muda saat ini kurang menyukai dakwah secara lisan, tidak gemar membaca, dan jarang mendengar ceramah panjang. Sebaliknya, mereka lebih tertarik pada ceramah singkat di media sosial, seperti TikTok, yang menjadi salah satu platform paling digemari.  

Ia juga menyoroti sebuah kajian yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), yang menemukan bahwa banyak sumber referensi keagamaan berasal dari pencarian di internet. Akibatnya, bacaan sholat yang ditemukan tidak sesuai dengan paham keagamaan Muhammadiyah. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kemampuan literasi, terutama dalam dakwah bil qolam, agar para kader memiliki sumber ilmu yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.  

Pelatihan Jurnalistik bagi Peserta

Pada hari kedua, peserta mendapatkan pelatihan kejurnalistikan serta praktik jurnalistik. Materi jurnalistik audiovisual disampaikan oleh Produser Eksekutif TVMu, Arina Nurohmah, sedangkan materi jurnalistik tulis disampaikan oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Anas Syahirul Alim.  

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta dapat meningkatkan keterampilan jurnalistik mereka, sehingga mampu mengembangkan dakwah digital dan memperkuat narasi Islam berkemajuan melalui jurnalisme berkualitas.(rudyspramz)

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply