Home > Article > Category > OPINI

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

 Siti Aliffah, Peserta Sekolah Tabligh

بسم الله الرحمن الرحيم

Di akhir bulan Rajab ini kita tentu ingat bulan yang ditunggu tunggu. Bulan yang kita tunggu sudah begitu dekat yaitu bulan Ramadhan. Umat Islam untuk menyambut bulan Ramadhan diikuti dengan penuh harap dan suka cita, sebagaimana perintah Allah dan Rasulullah, dimana Ramadhan menjadi obat yang dirindukan, karenanya umat Islam perlu mempersiapkan diri. 
Di antara persiapan untuk menyambut Ramdhan adalah bagaimana perlunya memperhatikan adab yang diajarkan oleh  Allah dan RasulNya.

1. Berpuasa di bulan Sya’ban.
Sebagai persiapan menyambut Ramadhan, Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu berkata,

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

“Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.” Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.”[2] Beliau tidak terlihat lebih banyak berpuasa di satu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban, dan beliau tidak menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan.

2. Berdoa agar bisa bertemu bulan Ramadhan. Berdo’a agar Allah Swt mempertemukan kita dengan Ramadhan dalam keadaan sehat wal ‘afiat, agar Allah menolong kita untuk bisa berpuasa, shalat malam, tadarus Al-Quran, beramal shalih, karena itu adalah kesempatan berharga dalam hidup seorang muslim. 
Generasi emas umat ini, generasi salafush shalih, mereka selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian ulama salaf mengatakan,

كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ

”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”[3]
Tindakan mereka ini merupakan perwujudan kerinduan akan datangnya bulan Ramadhan, permohonan dan bentuk ketawakkalan mereka kepada-Nya.
Juga mempersiapkan do’a ketika menyambut datangnya hilal.

Dari Thalhal bin ‘Abdullah, sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat hilal berdoa : “ Yaa Allah, jadikanlah bulan ini menerangi kami dengan berkah dan keimanan ,keselamatan dan islam, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah” (H.R.Attirmidzi   (3451)

3. Memperbanyak Amal Ibadah . 
Tentunya, mereka salafu shalih tidak hanya berdo’a, namun persiapan menyambut Ramadhan mereka iringi dengan berbagai amal ibadah.
Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan,

شهر رجب شهر للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع

“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.”[4]

4. Perbarui Taubat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون

“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”[6] Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan. Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣)

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 31).

Taubat yang dimaksud di sini adalah taubat yang tidak berulang, artinya mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, diikuti dengan totalitas dan kejujuran taubat.

5. Menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita, gembira, bangga dan bahagia. Ramadhan termasuk karunia Allah SWT dan rahmat-Nya kepada umat manusia. Allah SWT berfirman di dalam kitab suci Al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 58 yang artinya: “Katakanlah (Muhammad) dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,hendaklah dengan itu mereka bergembira, itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (Q.S. Yunus (10) :58 )

6. Mempelajari ilmu tentang Ramadhan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan,sangat penting sekali mengulang mempelajari ilmu tentang Ramadhan, diantaranya tentang keutamaan Ramadhan,tentang syarat wajib,syarat syahnya syiyam, rukun dan sunah-sunah syiyam,yang membatalkan syiyam, hal-hal yang dapat menghapus pahala syiyam, Kiat-kiat agar syiyam  diterima oleh Allah. Ilmu sangat diutamakan sebelum berkata dan beramal. Syarat diterimanya amal setelah ikhlas adalah mutaba’ah yaitu amal tersebut harus benar sesuai dengan syariat dan sunnah. Maka dari itu memperdalam kembali ilmu agama tentang Ramadhan penting dilakukan, sehingga dapat melaksanakan  syiyam Ramadhan dengan penuh keimanan,ikhlas mutaba’ah sehingga dapat mengantarkan meraih predekat taqwa serta diampuni dosa-dosa yang telah lalu .

Demikian diantara adab menyambut tamu agung bulan Ramadhan.

MARHABAN YAA RAMADHAN.

Daftar pustaka : 
1.  Muhammad Nur Ichwan Muslim,https://muslim.or.id/4150-persiapkan-diri-menyambut-ramadhan.html, Buaran Indah, Tangerang, 24 Rajab 1431 H.
2. Majlis Tabligh PDA, Demak Yang dirindu sudah di depan pintu Marhaban yaa Ramadhan.
3. Ari Cahya Pujianto, https://www.islampos.com/ketahui-7-adab-menyambut-bulan-ramadan-230178/.

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply