Home > Article > Category > KABAR

HALAL BI HALAL DAN ILMU SOSIAL PROFETIK SEBAGAI STARTING POINT GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN

HALAL BI HALAL DAN ILMU SOSIAL PROFETIK SEBAGAI STARTING POINT GERAKAN ISLAM BERKEMAJUAN

MUHAMMADIYAHWONOSOBO.COM - Ust. Maksun, S.H.I dalam Tausyiah Silaturahmi dan Halal bi Halal PCM Wonosobo, Jum'at 18 April 2025 di SD MBF Al Adzkiya Wonosobo menyampaikan tema Halal bi Halal dan Ilmu Sosial Profetik (ISP) Kuntowijoyo sebagai Starting Point untuk saling menguatkan dalam mengemban misi Muhammadiyah sebagian Gerakan Islam Berkemajuan.

Mengawali tausyiahnya Ust. Maksun menerangkan tentang Halal bi halal adalah tradisi Syawalan budaya umat Islam Indonesia diperbolehkan dalam Kaidah Fiqih al-Ashlu Fi Al-Asyya' Al-Ibahah : Hukum asal segala sesuatu adalah boleh atau mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.

Dalam kitab Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menggambarkan rasa bahagia ketika memasuki idul Fitri serta rasa sedih Ramadan pergi meninggalkan mereka dan berharap akan bertemu lagi dengan berbagai keutamaan Ramadan.

Selanjutnya Ust. Maksum lebih lanjut menjelaskan bahwa Halal BI halal ini sebagai Starting point, titik awal permulaan yang baik untuk meningkatkan gerak organisasi dengan spirit QS Ali Imran 110 dalam persepektif Ilmu Sosial Profetik (ISP) pemikiran Kuntowijoyo ada syarat kuntum khoiro ummatin tentang orang-orang terbaik dan terpilih, kita masuk tidak ? Pantaskan diri kita sebagai umat terbaik dengan memberikan manfaat bagi orang lain.

Ada 4 syarat/point dalam Ilmu Sosial Profetik Pemikiran Kuntowijoyo 

 1). Ukhrijat lin-naasi kesadaran sejarah bahwa dalam sejarah peradaban Islam pernah mengalami masa kejayaan yang kemudian kita terus mengalami kemunduran sampai sekarang. khoro Ummah harus mampu merubah lingkungan ataukah manfaat cuma untuk diri sendiri atau bahkan ada atau tidak adanya tidak ada bedanya, banyak orang pintar gelar tinggi tapi tidak punya kesadaran sejarah untuk mengubah keadaan. Sepanjang sejarah peradaban, penindasan dan ketidakadilan, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan akan selalu ada. 

2). Tak muruuna bil ma'ruf (humanisasi) tidak boleh ada kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan dan penindasan sebagai ajaran prinsip yang dilarang dalam Islam. 

Kyai Dahlan melakukan refleksi kondisi lingkungan yang terjebak  dalam kemiskinan dan kejumudan. Beliau ingin  mengubahnya namun tidak mungkin sendiri perlu komunitas, harus kolaborasi dan berorganisasi.

3). Tanhawna 'anil Mungkari : Liberasi, pembebasan dari kemungkaran sosial politik dengan memperbarui pemahamam dan pengamalan keagamaan yang berkemajuan. Dengan semangat ukhrijat lin-naas mengeluarkan manusia dari kebodohan ke pencerahan dengan tafsir transformatif amaliyah QS Al-Ma'un, QS Al-Asr dan QS Al-Inshira.

Islam menyimpan kekuatan sejarah tidak hanya bab sholat, puasa, haji saja, Islam bisa menjadi kekuatan sosial teraktualisasikan menjadi gerakan yang merubah lingkungan menjadi lebih baik melalui pelembagaan amal shalih, dibidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

Risalah Islam Berkemajuan (RIB) menjadi pendorong kemajuan. Al-Islam ya'lu wa la yu'la alaihi, Islam itu unggul tidak bisa diungguli bukan Al Islamu mahjubun bil muslimin dan melalui organisasi akan kita buktikan bahwa Islam ghirah terbesar dalam memberikan kemanfaatan yang lebih besar kepada masyarakat luas.

Kesadaran Sejarah mengajarkan kita bahwa kita pernah jaya kemudian mengalami kemunduran apa yang telah terjadi sesungguhnya ?

Ukhrijat Linnas berkaitan dengan Etika Profetik, bukan Etika Protestan. Profet itu kenabian jadi semangat kenabian ada tanggung jawab sejarah.  Iqbal seorang filsuf Pakistan membedakan antara Sufi dengan Nabi. Seorang sufi ketika melangit berasyik masyuk dengan Tuhannya mengalami pengalaman wahdaniyah tidak akan mau kembali ke bumi, berbeda dengan Nabi yang akan kembali ke bumi bermakna kreatif memasukkan dirinya dalam ruang dan waktu mengawasi kekuatan2 sejarah dengan semangat ta'muruuna bil-ma'ruufi watan hauna 'anil mungkari membangun masyarakat mengejar kemajuan ilmu pengetahuan melalui pendidikan dan pemberdayaan.

Tan-hauna 'anil mungkari bermakna liberasi, pembebasan dari ketidakadilan karena faktor struktural ataupun kultural.

Diakhir Tausyiah Ust. Maksun menegaskan sebagai poin ke 4 Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo bahwa semua aktifitas sosial kemajuan dalam semangat tu'minuuna billaah kesadaran tauhid manifestasi keimanan, semangat wasathiyah dan tajdid menuju kehidupan lebih baik dan lebih baik lagi. Merupakan perwujudan Syuhada' Al-Annas dan Khairo Ummah.(rdp)

Comments

No comments yet. Be the first to comment!

Leave a Reply